Selamat Datang Di Koranrakyat.com infokan berbagai kasus atau keluhan yang berkaitan dengan layanan publik dan tertarik jadi wartawan dan iklan kirim lamaran ke email cv anda ke email This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Headline News

Awali Tahun 2024, Bank Jatim Cetak Kinerja Ciamik
Last Updated on Apr 29 2024

Awali Tahun 2024, Bank Jatim Cetak Kinerja Ciamik

    JAKARTA, KORANRAKYAT.COM PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (bankjatim) sukses mencatatkan kinerja yang positif sepanjang Triwulan Pertama 2024. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil Pemaparan Publik bankjatim yang telah diselenggarakan pada hari Senin (29/4). Bertempat di Hotel...
Raih PWI Jatim Award 2024, Bank Jatim Boyong Penghargaan Bidang Sport Achievement
Last Updated on Apr 29 2024

Raih PWI Jatim Award 2024, Bank Jatim Boyong Penghargaan Bidang Sport Achievement

  JEMBER, KORANRAKYAT.COM,Malam puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Jawa Timur 2024 berlangsung meriah. Sederet rangkaian kegiatan pun ikut mewarnai perayaan HPN yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur itu. Lagi-lagi, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur...
Tambah Keindahan Kota Probolinggo, Bank Jatim Serahkan CSR Revitalisasi Jam Menara
Last Updated on Apr 26 2024

Tambah Keindahan Kota Probolinggo, Bank Jatim Serahkan CSR Revitalisasi Jam Menara

  PROBOLINGGO, KORANRAKYAT.COMSebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (bankjatim) terus menyalurkan berbagai bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) di daerah-daerah seluruh Jawa Timur. Yang terbaru, emiten dengan kode BJTM...
Undian Nasional Simpeda Sukses Digelar, Bank Jatim Konsisten Jadi Penghimpun Dana Terbesar
Last Updated on Apr 26 2024

Undian Nasional Simpeda Sukses Digelar, Bank Jatim Konsisten Jadi Penghimpun Dana Terbesar

  PARAPAT,KORANRAKYAT.COM, Penarikan undian nasional tabungan Simpanan Pembangunan Daerah (Simpeda) Periode ke-2 tahun XXXIV-2024 yang digelar oleh Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) pada Rabu (24/4) telah sukses digelar. Pemenangnya pun beragam dari seluruh kawasan nusantara. Bertempat...
Optimalkan Pelayanan Kesehatan, Bank Jatim Berikan Ambulans ke PMI Jawa Timur
Last Updated on Apr 24 2024

Optimalkan Pelayanan Kesehatan, Bank Jatim Berikan Ambulans ke PMI Jawa Timur

  SURABAYA, KORANRAKYAT.COM Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (bankjatim) baru saja telah menyerahkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) kepada PMI Provinsi Jawa Timur pada hari Rabu (24/4). Bantuan yang...

World Today

  •  
    Indonesia-Tanzania Sepakat Tingkatkan Kerja



    BOGOR,KORANRAKYAT.COM, Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kenegaraan Presiden Republik

     

Redaksi

Redaksi

Saturday, 15 August 2015 12:33

Jakarta,koranrakyat.com- Karena mencalonkan diri sebagai gubernur Sulawesi Utara,Olly Dondokambey  mundur sebagai anggota DPR setelah mendaftarkan diri sebagai calon Gubernur Sulawesi Utara. Olly saat ini duduk sebagai anggota Komisi XI DPR RI. Ketua Fraksi PDI Perjuangan di temui di  Gedung Parlemen DPR RI, Olly Dondokambey, Jumat(14/8)2015 mengatakan mengaku akan mundur sebagai anggota DPR setelah mendaftarkan diri sebagai calon gubernur Sulawesi Utara. "Surat pengunduran diri sudah (diproses)," ujarnya.

Selanjutnya, Olly menegaskan  hanya dirinya anggota DPR RI dari PDI-P yang mencalonkan diri sebagai gubernur. Mengenai penggantinya di fraksi nanti, ia menyerahkan keputusannya kepada Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri."Itu hak Ketum untuk menentukan," tegasnya

Olly mendaftarkan diri menjadi calon Gubernur Sulut pada Senin (27/7/2015). Ia didampingi Steven Kandouw sebagai calon wakil gubernur. Sesuai putusan Mahkamah Konstitusi, anggota legislatif wajib mengundurkan diri saat maju sebagai calon kepala daerah.

MK mengubah ketentuan Pasal 7 huruf s UU Pilkada. Pasal tersebut dianggap diskriminatif karena tidak mengharuskan anggota DPR, DPD, dan DPRD yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah untuk berhenti dari jabatannya, tetapi cukup hanya memberitahukan pencalonannya kepada pimpinan masing-masing.

Padahal, penyelenggara negara lain, yakni pegawai negeri sipil, harus mundur dari jabatannya. (vk)

 

Friday, 14 August 2015 02:26

Jakarta, koranrakyat.com_ Proses pemeriksaan AKBP Pentus Napitipulu belum juga kelar .  Polri ingin pemeriksaan keuangan Pentus.    

Irwasum Mabes Polri, Dwi Prijanto mengatakatan dari  pemeriksaan Provos nanti akan diketahui  siapa yang bersalah .  Biasanya melalui proses pidana dulu. Karena  bukan instruksi Kapolri melainkan pemeriksaan   etiknya duluan. Jadi tergantung kasusnya,kalau memang  kasusnya .

Kasus  Etik. Umumnya,  tetap berpedoman  azas praduga tak bersalah. Karena tak selama orang tak bersalah, tidak terbukti , jadi ia bisa naik banding dan sebagainya," ungkapnya..

Selanjutnya, Komjen Pol Dwi Prijanto : ya, bisanya pidana Lebih lanjut  dikatakan  , Komjen Dwi itu kan kalau terbukti. "Mendahului katakan TPPDH , nanti dicabut lagi. lebih baik mengikuti yang bagus," akunya.

 

 Komjen Pol Dwi menjelaskan bukan upaya hukum, ada banding, banyak dibanding orang bebas juga. "ya. lebih baik inkrah dan naik banding. inkrah , terima dan lebih cepat lebih mudah," . (vk)

 

Friday, 14 August 2015 02:20

Jakarta,koranrakyat.com- Sesuai hasil temuan dari seorang prajurit TNI Angkatan Darat Andi Indru saat didalam krisis pangan,  akhirya ia mampu dan berhasil jadi bentuk produk Formula Bubuk Supertani itu mampu membantu kesejahteraan bagi para petani diberbagai daerah. Ini menjadi motiv yang mendorong  pemberinan penghargaan dari Serikat Pers Republik Indonesia (SPRI) dan Karyawan Film dan Televisi akan memberikan penghargaan serta akan dibuat menajdi Film Dokumenter.  

Ketua Umum SPRI, Hentje Mandagie ketika ditemui di kantor Karyawan Film dan Televisi kepada wartwaan mengatakan aetelah   DPP SPRI melihat kondisi negara ada kita lagi ancaman krisis pangan,di tengah acaman krisis pangan  kita mengajak teman-teman di daerah untuk berfikir. "Apa Kira- kira langka SPRI, dihubungkan dalam rangka Hari ulang tahun Kemerdekaan Indonesia ke 70  maka usulan dan permasalahan yang ada kita akan memberikan penghargaan," ujarnya.

Selanjutnya, Hentje menegakan kenapa kita memilih ini dan ini menarik yang mengatasinya seorang Kapten. Kalau ahli pertanian itu banyak, Kapten TNI itu yang menarik dari SPRI memberikan penghargaan kepada prajurit TNI. "Karena ruang lingkupnya berbeda jauh sekali ahli senjata dan ahli rakit bom kenapa dia tertarik mencari solusi pertanian kelangkaan .Kita cari, saya bilang DPD lakulan investigasi kesana pupuk ini berhasil masuk di pasaran," tegasnya.

Untuk itu, Hentje mengakui setelah kita lihat ternyata sosialisasi untuk penyampaian pupuk ini bukan oleh pemerintah namanya kerjasama TNI Angkatan Darat dengan instansi setempatnya. Penjalanaan dari dinas ketahanan pangan dan swasembada dengan TNI Angkatan Darat ini  kerjasama terjadi beliau konsisten dengan menyelidiki , karena beliau organisasi intel Sulawesi Selatan tidak cukup." Malu sama dgn penjualan karena pupuk yang beredar adalah pupuk ilegal . Nah beranjak dari situlah kemudian mempelajari pupuk-pupuk ilegal dan kandungannya formula-formulanya bersama-sama dibantu oleh staf-staf dari Dinas Pertanian. Dari situlah beliau mendalami  dan menemukan formula,"akunya..

Seirng dengan itu, Hentje menjelaskan tanpa disengaja itu sangat efektif untuk pupuk. Setelah itu hasil perumusan itu diteliti selama 14 tahun sampai hari ini. Dari situ kemudian kegiatan TNI Angkatan Darat  sosialisasi ke Kodim-kodim kebetulan dari pimpinannya menunjuk beliau sosialisasi ." Dari sosialisi itu lah beliau menawarkan kepada teman-teman di Kodim untuk menyalurkan pupuk itu . Hasil panen raya hampir diseluruh kabupaten di Sulawesi Selatan berhasil. Dewan Kodim-kodim peran TNI . Itu bukan karena sosialsasi karena implementasinya," jelasnya.

Sesuai perkembangan, Hentje merincinya kalau dia sosialidasi terus pupuk tidak ada terus petani bilang kita mau tanam apa. Sehingga yang dia tawarkan , dia punya pupuk dari hasil yang dia temukan." Kemudian dibuat pabrikan dan dibuat produksi. Itulah yang disalurkan ke masyarakat,"rincinya.

.Ditempat yang sama, Ketua Karyawan Film dan Televisi (KFT), Febrian  mengatakan betul apa yang dikatakan Ketua SPRI, salah satu Putra Indonesia, orang Bugis seorang tentara yang ikut prihatin kepada petani miskin. " Mereka berhasil meracik sebuah pupuk kimia bertani. disini saya merasa terpanggil sebagai orang media.ada beberapa hal yang menarik saya temukan . Kapten Andi undru ini,sebuah anak desa yang mampu berbuat, pada hal tidak melalui pendidikan. Disini saya akan coba mengangkat dalam sebuah film dokumenter," Ujarnya.

Sesuai perkembangan, Ferbrin menegaskan untuk sesuai perkembangan. Saya sudah berembuk dengan teman-teman, membentuk satu tim untuk turun ke menelusuri, mulai dari awal penemuan  Andi undru ini." Sampai mulai terbentuknya satu produk. Dipasarkan sampai hari ini, sudah disalurkan dibebegai daerah. kita coba angat dalam satu cerita. Beliau katakan , kalau ini berhasil saya buatkan film dokumenter, saya buatkan layar lebar ," tegasnya. 

Disadari, Febrian mengakui rencananya kita akan garap ini awal September.Insyah Allah, tim dari KFT akan berbuat. Kemudian dikawal oleh SPRI untuk pembantu dalam pembauatan  Filmnya. "Disamping dari Film itu, ada beberapa hal yang perlu kita catat, adalah seperti apa yang dibildang oleh pak Ketua SPRI. Tentara hanya tahu bersihkan senjata, disini ternyata seorang Andi Undru ini memiliki keahlian . Bisa menemukan dan menciptakan satu Produk yang bisa dinikmati semua orang,"akunya.

Lebih lanjut, Febrian menandaskan sangat membantu  bagi petani yang kurang mampu, khsus Pupuk kimia. ternyata , temuan-temuan beliau, satu produk unggulan Indonesia. dan diakui oleh Pemerintah. " Harapan,saya untuk teman-treman media.kamipun disini,akan memberikan informasi-informasi, ataupun ada satu masukan dalam pengemasan film ini, kareana ini langkah awal, mengangkat kisah nyata untuk seorang tentara. Dengan Pak Ferry untuk film tersebut. Sebaiknya karya kami dan apa yang dibuat oleh KFT bisa menjadi penghargaan buat pemerintah," tandasnya.(v

 

 

 

 

 

.

Friday, 14 August 2015 02:16

Jakarta,Koranrakyat.com ,-Upaya penggeledahan yang dilakukan Polri.Akhirnya diemukan sekitar empat ribu ekor sapi diduga sengaja tidak dipotong dan dagingnya dilepas ke pasaran oleh beberapa pelaku usaha. Dari temuan itu terus dilakukan penyelidikan motif apa yang dillakukannya.

Penyidik dari Subdirektorat Industri dan Perdagangan Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjend Pol  Victor  Edison Simanjuntak, Kamis 13/8) 2015  ditemui di Mabes polri mengatakan sampai saat ini kami masih menyelidiki apa motif para pelaku usaha itu."Angka empat ribuan sapi tersebut didapatkan penyidik saat menggeledah dua tempat, yakni PT Brahman Perkasa Sentosa (BAS) di Jalan Kampung Kelor Nomor 33, Sepatan, Tangerang, serta PT Tanjung Unggul Mandiri (TUM), Jalan Tanjung Burung, Desa Kandang Genteng Nomor 33, Teluk Naga, Tanggerang, Rabu (12/8/2015) malam.

Selanjutnya,Victor menegaskan total sapi di dua tempat itu ada dua puluh satu ribuan (data penyidik: 21.933 ekor). 'Yang siap potong sekitar empat ribuan. Kami duga dia (pemilik) sengaja tak melepaskan sapi-sapi itu ke pasaran,"tegasnya.

Sesuai perkembangan, Victor menjelaskan perhitungan penyidik, jumlah sapi di tempat tersebut seharusnya tidak membuat kelangkaan daging sapi di pasar wilayah Jabodetabek hingga akhir 2015. "Nyatanya, menipisnya stok daging mengakibatkan harga daging melonjak," jelasnya.

Pemilik tempat peternakan dan penggemukan sapi tersebut, Victor merincinya berinisial BH, PH dan SH. Ketiganya merupakan pengusaha di sektor impor. "Penyidik masih memeriksa intensif ketiganya," rincinya.

Selain mengusut alasan penimbunan, Victor mengakui, pihaknya juga akan mengusut dugaan pelanggaran prosedur impor di dalam pengiriman sapi-sapi asal Australia tersebut.

Untuk membuktikan hal itu, penyidik akan mengkroscek keterangan para pemilik sapi itu dengan jumlah alokasi sapi potong yang telah ditetapkan Kementerian Pertanian. Data itu kemudian akan dikroscek lagi dengan jumlah alokasi impor daging sapi yang disetujui oleh Kementerian Perdagangan.

"Lalu kita cek lagi ke bea dan cukai, berapa realisasi impor sapi-sapi itu. Dengan begitu jika ada pelanggaran, akan telak ketahuan itu," akunya . (vk)

 

 

 

 

 

Friday, 14 August 2015 01:55

Jakarta,koranrakyat.com- Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri menggeledah peternakan sekaligus penggemukan sapi milik PT Brahman Perkasa Sentosa, Jalan Kampung Kelor Nomor 33, Sepatan, Tangerang, Rabu (12/8/2015).

Direktur Tipideksus Bareskrim Polri Brigjen Victor Edison Simanjuntak ketika dihubungi kepada koranrakyat.com mengatakan untuk mencari tahunya marak kartel yang menguasai daging srjingga dugaan penimbunan."Kita menindaklanjuti penyelidikan terkait dugaan penimbunan sapi di tempat itu," ujarnya.

 Victor, menegaskan bahwa perusahaan tersebut telah menimbun sapi siap potong. "Hal tersebut  membuat harga daging sapi di wilayah Jakarta dan sekitarnya melambung tinggi," tegasnya.

Di lokasi, lanjut Victor, penyidik menemukan 3.146 ekor sapi. Dari jumlah tersebut, terdapat 500 ekor sapi yang dianggap sudah memenuhi persyaratan untuk dijual atau dipotong untuk didistribusikan ke pasaran.

"Ini yang lagi diselidiki, mengapa sapi-sapi ini ditimbun. Kalau pemiliknya sengaja untuk mempermainkan harga, itu terkena pasal soal penimbunan. Ini tindak pindana," ujar Victor.

Saat ini, lokasi penggeledahan telah diberikan police line. Penyidik mulai menggeledah pada pukul 15.00 WIB hingga 19.00 WIB. Penyidik menyita sejumlah dokumen dari kantor peternakan itu. Victor memastikan belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.(vk)

 

 

 

 

 

Friday, 14 August 2015 01:55

Jakarta,koranrakyat.com—Dari Pertemuan Kasatwil, Kapolres, Kapolsek, Kadat Ops, Kasat Brimob ,  dalsm  tertutup Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta proses penegakan hukum yang dilakukan penyidik di kepolisian tidak menimbulkan ketakutan para pengambil kebijakan seperti kepala daerah.

Wakil Presiden, Jusuf Kalah dalam arahannya mengatakan, (12/8) meminta proses penegakan hukum yang dilakukan penyidik di kepolisian tidak menimbulkan ketakutan para pengambil kebijakan seperti kepala daerah.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Charliyan mengatakan yang mengutip pernyataan Kalla,
disampaikan  Kalla di sela-sela acara pengarahan terhadap Kapolda dan Kapolres di seluruh Indonesia terkait pilkada serentak di Kompleks PTIK, Jakarta Selatan, Rabu (12/8/2015).

"Beliau menyampaikan, jangan sampai proses penegakan hukum di polisi ini menimbulkan ketakutan di pengambil kebijakan, misalnya kepala daerah," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Charliyan mengutip pernyataan Kalla, Rabu siang.

Selanjutnya,  Anton menegaskan mengutip pesan Wakil Presiden mengaitkan  pernyataannya dengan tingkat penyerapan anggaran negara yang hingga saat ini baru 23 persen. Menurut Kalla, hal itu disebabkan ketakutan para pengambilan kebijakan dikriminalisasi oleh kepolisian.

" Kekwatiran itu, ketakutan atas penegakan hukum yang diiringi dengan rendahnya daya serap anggaran itu berimbas negatif kepada pembangunan. 

"Ya, bayangkan saja kalau semua leader atau kepala daerah takut ambil keputusan, akan mati negeri ini," tegasnya.

Salah satu anggota Komisi Kepolisian Nasional Muhammad Nasser yang hadir di acara itu mengatakan bahwa pernyataan Kalla itu sangat keras dan tegas. Bahkan, bisa dikatakan "menampar" muka Polri.

"Saya jadi penasaran, apa komentar Kapolri (Jenderal Pol Badrodin Haiti) atas pernyataan Wapres itu," ujar Nasser.

Kalla memberikan pengarahan kepada para Kasatwil selama sekitar 20 menit. Namun, acara tersebut berlangsung tertutup.

Beberapa pejabat negara yang hadir antara lain Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Wakil Kepala Polri Komjen Budi Gunawan, Kepala Bareskrim Komjen Budi Waseso, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Malik, dan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Muhammad.(vk)

 

 

Friday, 14 August 2015 01:44

Jakarta,koranrakyat.com—Dari Pertemuan Kasatwil, Kapolres, Kapolsek, Kadat Ops, Kasat Brimob ,  dalsm  tertutup Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta proses penegakan hukum yang dilakukan penyidik di kepolisian tidak menimbulkan ketakutan para pengambil kebijakan seperti kepala daerah.

Wakil Presiden, Jusuf Kalah dalam arahannya mengatakan, (12/8) meminta proses penegakan hukum yang dilakukan penyidik di kepolisian tidak menimbulkan ketakutan para pengambil kebijakan seperti kepala daerah.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Charliyan mengatakan yang mengutip pernyataan Kalla,
disampaikan  Kalla di sela-sela acara pengarahan terhadap Kapolda dan Kapolres di seluruh Indonesia terkait pilkada serentak di Kompleks PTIK, Jakarta Selatan, Rabu (12/8/2015).

"Beliau menyampaikan, jangan sampai proses penegakan hukum di polisi ini menimbulkan ketakutan di pengambil kebijakan, misalnya kepala daerah," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Charliyan mengutip pernyataan Kalla, Rabu siang.

Selanjutnya,  Anton menegaskan mengutip pesan Wakil Presiden mengaitkan  pernyataannya dengan tingkat penyerapan anggaran negara yang hingga saat ini baru 23 persen. Menurut Kalla, hal itu disebabkan ketakutan para pengambilan kebijakan dikriminalisasi oleh kepolisian.

" Kekwatiran itu, ketakutan atas penegakan hukum yang diiringi dengan rendahnya daya serap anggaran itu berimbas negatif kepada pembangunan. 

"Ya, bayangkan saja kalau semua leader atau kepala daerah takut ambil keputusan, akan mati negeri ini," tegasnya.

Salah satu anggota Komisi Kepolisian Nasional Muhammad Nasser yang hadir di acara itu mengatakan bahwa pernyataan Kalla itu sangat keras dan tegas. Bahkan, bisa dikatakan "menampar" muka Polri.

"Saya jadi penasaran, apa komentar Kapolri (Jenderal Pol Badrodin Haiti) atas pernyataan Wapres itu," ujar Nasser.

Kalla memberikan pengarahan kepada para Kasatwil selama sekitar 20 menit. Namun, acara tersebut berlangsung tertutup.

Beberapa pejabat negara yang hadir antara lain Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Wakil Kepala Polri Komjen Budi Gunawan, Kepala Bareskrim Komjen Budi Waseso, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Malik, dan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Muhammad.(vk)

 

 

Wednesday, 12 August 2015 00:53

Jakarta ,Koranrakyat.com- Kapolri Jenderal Badrodin Haiti memberikan arahan kepada Kapolda dan Kapolres seluruh Indonesia. Hal tersebut terkait persiapan akhir untuk pengamanan Pilkada serentak yang akan diselenggarakan di 269 daerah.

Ada yang menarik dalam pertemuan yang berlangsung hari ini (11/8), di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) tersebut. Di tengah pidato, Badrodin menguji salah satu Kapolres terkait dengan Undang-Undang Pilkada. “Sudah pernah baca Undang-Undang Pilkada?,” tanya Kapolri. “Siap sudah,” jawab Kapolres tersebut.

”Saya tanya, kalau mengumumkan hasil quick count pada hari yang sama itu masuk pidana bukan?,” tanya Kapolri. Sontak, pertanyaan tersebut membuat Kapolres diam, tak berkutik. ‎Tak ada jawaban dari Kapolres tersebut, Kapolri lantas mengajukan pertanyaan kembali.‎ “Saya tanya lagi,money politik itu bisa pidana nggak?,” tanya Kapolri.

Pertanyaan kedua ini, dijawab seluruh hadirin Kapolda dan Kapolres. Namun, jawaban tidak satu suara, ada yang menyebut bisa, ada juga yang tidak. “Siapa yang bisa angkat tangan,” cetus Kapolri. Lantas, tak ada seorangpun yang mengacungkan tangan. Semua terdiam tanpa kata.

Orang nomor satu di tubuh Polri itu menyayangkan pejabat setingkat Kapolda dan Kapolres tidak ada yang bisa menjelaskan pertanyaannya. Dia meminta Kapolda dan Kapolres tidak menjadi komandan yang hanya bisa mengatur. Para pimpinan Polri harus mengetahui masalah teknis hingga yang paling kecil sekalipun. "Bagaimana kita menegakkan hukum kalau tidak tahu deliknya‎?,” kata Kapolri.

Selain itu, mantan Kapolda Jawa Timur itu meminta perencanaan pengamanan Pilkada 2015 harus dipersiapkan secepat mungkin. Menurut dia, ada tiga tahapan dalam pilkada yang dinilai rawan kericuhan, yakni pada saat mulai kampanye calon kepala daerah, kemudian pada saat pemungutan suara, serta saat pengumuman hasil pilkada. “Apalagi untuk daerah Mabar (Manggarai Barat, NTT) harus lebih diperketat. Kemarin baru pendaftaran saja sudah ribut,” jelas Badrodin.

Dia menambahkan, pengamanan pilkada serentak tersebut menjadi penting karena baru pertama kali dilakukan di Indonesia. Hal itu juga menjadi pertaruhan kepercayaan Polri apakah Polri mampu melakukan pengamanan pilkada atau sebaliknya. “Makanya, saya minta untu melakukan sebaik-baiknya. Tidak cukup hanya posko-posko bagus, tapi bagaimana realisasinya dan persiapan personelnya harus dihitung betul,” ucapnya.

Dia juga mengimbau kepada Kapolda dan Kapolres agar meningkatkan komunikasi dengan KPUD setempat, DPRD, parpol, tim sukses, serta seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkan pilkada yang kondusif. “Ini dilakukan bukan karena hanya ada masalah saja, tapi sudah dikomunikasikan sebelumnya,” ujarnya.(vk)

Wednesday, 12 August 2015 00:47

Jakarta,koranrakyat.com- Meskipun sudah adanya laporan ke Mabes Polri yang meminta untuk melakukan penyidikan KPK. Namun hingga kini masih dipelajari berkasnya.

Kepala Badan Reserse dan Kriminal( Bareskrim), Komjen Pol Budi Waseso di Kompleks Mabes Polri, Jumat (7/8) 2015 mengatakan hingga kini berkas Oce Kaligis masih dipelajari sama penyidik, belum kita lakukan pemeriksaan. Masih dinilai. "Nanti kalau sudah penyidik nilai ,bahwa itu cukup buktinya dan akan kita tindak lanjuti," ujarnya.

Sementara itu, terkait pemerilksaan si pelapor sendiri, Budi Waseso menegaskan kita harus mulai dari pemeriksaan saksi korban. Tentunya kita akan mengirim surat ke KPK , mohon ijin untuk bisa memeriksa Oce Kaligis,. "Soal  nanti akan diperiksa di KPK atau disini   itu bukan menjadi masalah.," tegasnya.

Untuk itu, Budi Waseso menandaskan pengiriman surat saja  belum. Tadi saya bilang masih dipelajari oleh penyidik tentang laporan itu."Yang harus dipelajari ada unsur wujudnya terpenuhi tidak atau saya terpenuhi.Masih terus didalami. Itu terantung pelaporan," tandasnya.

Jadi, Budi Waseso menambahkan Kita kan tergantung dari pelapor, kita tindak lanjuti sesuai laporan itu. "Ya, saya kira tergantung pembuktian permulaan yang harus kita tindaklanjuti dasar untuk kita lakukan pemeriksaan itu," tambahnya.(vk)

 

 

 

Wednesday, 12 August 2015 00:45

.

Jakarta, koranrakyat.com- Pemeriksaan Honggo Wendratmo terkait kasus penjualan kondensat sebagai tersangka saat berada di Singapura tetap diperiksa di Kedutaan Indonesia untuk Singapura. Pemeriksaan sudah berlangsung dan akan dilanjutkan besok.

Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus, Brigjend Pol Victor Edison Simanjuntak saat di Singapura ketika dihubungi per handphone, Jumat (7/8)2015 mengatakn benar saya benar di Singapura. Sudah diperiksa." Yang ditanya keterkaitan dengan masalah kondensat itu, kapan diproduksi, siapa yang jual dan apa ada indikasi ,serta dijual kemana," ungkapnya.

Ketika ditanya kondisi HW  selama pemeriksaan, Victor menegaskan tadi  sempat kunang-kunang,  lalu kita pelan-pelan lakukan pemeriksaan. "Ya, belum semua diajukan hari ini lah.," tegasnya.

 

Untuk itu, Badrodin menjelaskantidak bisa dikatakan poin penting yang mana ya. Semua keterangan pemeriksaan hari ini penting."  Hw  diperiksa sampai besok di Singapura. "Ya besok diperiksa lagi.Dipastikan pemeriksaan di KBRI ya, bukan di RS," jelasnya.(vk)

Panggung Koruptor

  •  

    JAKARTA,KORANRAKYAT.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengakui membuka penyidikan baru

     
  •  

     

    JAKARTA.KORANRAKYAT.COM,- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menyelesaikan penggeledahan

     
  •  

    JAKARTA,KORANRAKYAT.COM - Mantan Direktur PT Multimedia Berdikari Sejahtera Windi Purnama dituntut

     
  •