SURABAYA,KORANRAKYAT.COM ,- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (bankjatim) semakin agresif dalam meningkatkan kinerja Unit Usaha Syariah (UUS). Salah satu strategi yang telah dilakukan yaitu dengan melaunching Dual Banking Leveraging Model (DBLM) pada hari Jumat (6/10). Bertempat di Banking Hall Bank Jatim Cabang Utama Surabaya, kegiatan launching tersebut dihadiri oleh Direktur Utama bankjatim Busrul Iman, Direktur Kepatuhan bankjatim Tonny Prasetyo, Direktur Keuangan, Treasury & Global Services bankjatim Edi Masrianto, Direktur Manajemen Risiko bankjatim Eko Susetyono, Direktur Operasional bankjatim Arif Suhirman, SEVP Corporate Transformation bankjatim Budi Sumarsono, SEVP Network & Services bankjatim Revi Adiana, dan SEVP Usaha Syariah bankjatim Umi Rodiyah.
Busrul menjelaskan, konsep DBLM adalah bisnis model dimana bank mengoptimalkan infrastruktur dan sumber daya konvensional demi memperluas market share perbankan syariah. Sehingga, hal tersebut dapat membawa dampak terhadap pertumbuhan kinerja keuangan UUS maupun bank konvensional. Adapun melalui strategi ini, bank syariah dapat memasarkan produknya melalui tenaga pemasar maupun infrastruktur induknya. ”Jadi, perusahaan lebih efisien, karena dari sisi cost bisa turun dan sales dapat bersinergi dengan lebih baik,” paparnya.
Lewat strategi DBLM, bank syariah tidak menjadikan bank konvensional sebagai saingan. Melainkan menjadikan bank syariah sebagai pelengkap produk bank konvensional. ”Ini merupakan strategi dalam memacu pertumbuhan berkelanjutan. Konsep DBLM di UUS bankjatim nantinya dapat melayani proses pembukaan dana pihak ketiga, pengajuan pembiayaan atau kredit, serta pelayanan customer service produk syariah ataupun konvensional,” kata Busrul.
Maka dari itu, DBLM harus diimbangi dengan peningkatan pengetahuan pegawai, khususnya dalam hal perbankan syariah agar implementasinya berjalan maksimal. ”Untuk awal, DBLM masih ada di Cabang Utama Surabaya. Tapi semoga ke depannya akan ada DBLM di seluruh kantor cabang bankjatim . Sebab, dengan DBLM kegiatan bisnis dan operasional di UUS bisa menjadi lebih efisien sehingga pertumbuhan bisnis dapat lebih cepat,” tegas Busrul.
Dia juga memaparkan, pertumbuhan rata-rata tahunan asset UUS bankjatim sejak tahun 2016 – 2022 sebesar 6,43 persen. Angka tersebut masih di bawah pertumbuhan rata-rata bank syariah di Indonesia sebesar 13,09 persen. ”Tentu ini akan menjadi harapan kita bersama bahwa dengan adanya DBLM dapat meningkatkan asset UUS bankjatim,” tambah Busrul.
Menurutnya lagi, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh UUS bankjatim supaya bisa memberikan kontribusi yang kian meningkat bagi perusahaan. Antara lain produk dan layanan harus kompetitif dalam memenuhi kebutuhan berbagai segmen nasabah, memaksimalkan penggunaan teknologi digital, serta harus jeli dan gesit dalam menangkap peluang. ”Yang terpenting lagi mampu menciptakan inovasi baru dalam perbankan,” imbuh Busrul. (an)