Print this page
Sunday, 08 April 2018 13:21

Kagumi Kepemimpinan Indonesia, Presiden Mali Ingin Tingkatkan Kerja Sama dengan RI

Written by 
Rate this item
(0 votes)
Dubes Mansyur bersama Presiden mali  Ibrahim Dubes Mansyur bersama Presiden mali Ibrahim

 

 

DAKKAR  ,(KORANRAKYAT.COM)   - Peran aktif dan kepemimpinan Indonesia yang kuat di fora internasional mendapat pengakuan tersendiri dari Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita. Pengakuan ini telah dibuktikan dengan diberikannya dukungan unilateral dari Pemerintah Mali terhadap pencalonan Pemri sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB untuk Periode 2019-2020.

      Usai upacara penyerahan surat-surat kepercayaan dari Dubes RI Dakar, Mansyur Pangeran, yang juga merangkap Mali di Istana Kepresidenan Mali (27/03), Presiden Keita menyampaikan bahwa Ia mengapresiasi dan berterima kasih atas kontribusi aktif Indonesia dalam operasi pemeliharaan perdamaian PBB di Mali (MINUSMA) yang secara nyata telah memberikan kemajuan positif terhadap proses perdamaian di Mali.

      Indonesia yang merupakan salah satu kontributor terbesar pada operasi peace keeping force di dunia, saat ini memiliki 16 anggota TNI yang sedang bertugas di Mali. Sebelumnya, pada kurun waktu 2015-2016, Indonesia juga telah men-deploy sebanyak 146 pasukan pemelihara perdamaian yang tergabung dengan MINUSMA.

“The spirit of Asia-Africa Conference di Bandung, telah menginspirasi negara-negara Afrika untuk merdeka terlepas dari belenggu penjajah, termasuk Mali yang merdeka dari Perancis tahun 1960,” demikian disampaikan Presiden Keita yang sangat mengagumi model kepemimpinan Presiden Sukarno.

      Kepada Dubes Mansyur, Presiden Keita juga menyatakan kekagumannya terhadap Presiden Habibie sebagai seorang scientist yang telah meletakkan Indonesia sebagai negara maju yang sekarang memiliki berbagai produk industri strategis yang sangat diperlukan oleh negara-negara di Afrika termasuk Mali.

Dalam pertemuan Tete-a-Tete dengan Presiden Keita, Dubes Mansyur menyampaikan salam hangat dan persahatan dari Presiden Joko Widodo serta ucapan terima kasih dari Pemri kepada Presiden Keita atas dukungan secara unilateral Pemerintah Mali pada pencalonan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB, serta dukungan-dukungan dan kerja sama lainnya di fora internasional yang telah berjalan baik selama ini.

      Dubes Mansyur menegaskan keinginan yang kuat dari Pemri untuk meningkatkan kerja sama bilateral di bidang politik termasuk melalui operasi peace keeping force PBB di Mali yang tergabung dengan MINUSMA.

Sementara itu, di bidang ekonomi Dubes Mansyur menyampaikan perlunya penguatan hubungan perdagangan kedua negara di berbagai bidang utamanya di area industri strategis seperti pesawat produksi PT. DI, kapal buatan PT. PAL, kereta Api buatan PT. INKA, senjata buatan PT. Pindad, pakaian militer buatan  PT. Sritex, dan produk-produk lainnya.

Inginkan Investasi Kapas dan Tekstil dari RI

      Terinspirasi dari Indonesia, Presiden Keita menginginkan adanya peningkatan kerja sama yang dapat direalisasikan dengan mendatangkan pengusaha-pengusaha Indonesia untuk berinvestasi di Mali, termasuk transfer teknologi di bidang tekstil dimana Indonesia selama ini telah mengimpor kapas dari Mali untuk produk tekstilnya.

Senada dengan Presiden Keita, mengingat Indonesia selama ini mengimpor kapas dalam kapasitas yang cukup besar dari Mali, Dubes Mansyur menanggapi positif peluang kerja sama transfer teknologi pertekstilan yang memungkinkan pembuatan kapas di Mali dengan menggunakan bahan baku dari Mali yang sangat berlimpah.

       Sehari sebelumnya hal yang sama juga diutarakan oleh Menteri Luar Negeri Mali, Tieman Hubert Coulibaly, yang mengharapkan agar pengusaha Indonesia dapat melakukan investasi dengan membangun pabrik tekstil di Mali karena Mali memiliki produksi kapas terbesar di Afrika.

      Menlu Coulibaly juga berharap agar Dubes RI dapat menjembatani kerja sama di bidang pertanian yang sangat diharapkan oleh Pemerintah Mali.

Menlu Coulibaly memandang teknologi pertanian Indonesia sudah sangat maju dan ingin Indonesia dapat melakukan transfer teknologi ke Mali.

Usulkan Calon Konsul Kehormatan RI untuk Mali

      Dalam rangka penguatan hubungan bilateral, mengingat Dubes RI untuk Mali berkedudukan di Dakar, Senegal, Dubes Mansyur telah menyampaikan keinginan Pemri untuk mencari calon Konsul Kehormatan (Konhor) RI untuk Mali dari prominent person Mali yang dapat menjembatani hubungan bilateral kedua negara.

Menanggapi keinginan Pemri, Presiden Keita ternyata sudah memiliki nama untuk calon Konhor RI tersebut, yaitu Ibrahima Diawara, seorang pengusaha sukses Mali yang pernah tinggal 8 tahun dan membuka usaha di Indonesia serta selama ini terus mempromosikan tentang Indonesia sebagai calon Konsul Kehormatan Indonesia untuk Mali.

     Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, pada tahun 2017, total perdagangan Indonesia-Mali mencapai angka 31.980.900 Dolar AS dengan surplus di pihak Mali yang didominasi oleh impor non migas.Penyerahan surat-surat kepercayaan oleh Dubes Mansyur Pangeran kepada Presiden Mali ini merupakan (negara) yang ke-6 sejak Ia tiba di Dakar, Senegal, pada Maret 2016. Dubes Mansyur memiliki 8 wilayah kerja di Afrika Barat termasuk Senegal. Selanjutnya, Dubes Mansyur dijadwalkan akan menyerahkan surat-surat kepercayaan yang ke-7 kepada Presiden Republik Guinea-Bissau, Yang Mulia José Mário Vaz, di Istana Presiden di Bissau. (dms/eas)

 

Read 1076 times
Redaksi

Latest from Redaksi

Login to post comments