JAKARTA (KORANRAKYAT.COM) – Presiden Joko Widodo tiba di Balai Pertemuan Jakarta Convention Center (JCC) untuk menghadiri Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar, Senin (18/12/2017).Presiden Jokowi yang mengenakan kemeja batik coklat datang sekitar pukul 19:45. Ia hadir bersama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan didampingi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Selain itu, tampak di belakang Presiden Jokowi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan dan mantan Presiden BJ Habibie Setibanya Presiden Jokowi, Munaslub Golkar langsung dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Munaslub digelar untuk menentukan Ketua Umum Partai Golkar untuk menggantikan Setya Novanto tang terseret kasus korupsi e-KTP. Dalam Munaslub, nama Airlangga Hartarto menjadi kandidat paling kuat untuk menduduki jabatan tersebut. Sebelumnya dalam Rapimnas pagi tadi, Airlangga sudah ditetapkan menjadi Ketua Umum menggantikan Setnov dalam periode yang tersisa. Munaslub dihadiri beberapa tokoh senior Golkar diantaranya Akbar Tanjung dan Aburizal Bakrie. Pemimpin partai lain juga terlihat hadir diantaranya Ketua Umum Partai Pelindo Hary Tanoesoedibjo dan Sekjen PDI Perjuangan Has to Kristanto. Menteri Hukum dan HAM, Yassona Laoly juga tampak hadir.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengumbar sindiran politiknya yang bernada guyon saat memberikan pidato sambutan di perhelatan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar. Jokowi saat itu mengatakan, bahwa di partai berlogo beringin hitam ini banyak kelompok-kelompok besar. Kelompok ini pun isinya semuanya adalah tokoh-tokoh senior.
"Setau saya di Partai Golkar ada grup besar, seperti ada grup dari Pak Jusuf Kalla, ada grup besar dari Pak Aburizal Bakrie, ada juga grupnya Pak Luhut Binsar, ada juga grup besarnya Pak Akbar Tandjung, ada juga grupnya Pak Agung Laksono, dan grup besar lainnya," ujar Presiden Jokowi yang disambut tawa dan tepuk tangan kader Golkar, JCC, Jakarta,
Karena itu, menurut mantan Wali Kota Solo ini, dengan banyaknya kelompok atau grup besar tersebut, jangan sampai berbeda pandangan yang bisa mempengaruhi kesolidan partai. Semua harus kompak, mengingat banyak agenda politik ke depan. Karena, apabila ada konflik internal di Golkar maka bisa berdampak pada kondisi kegaduhan politik nasional."Harus ingat sebentar lagi tahun politik, soliditas Golkar dibutuhkan, bila Golkar bermasalah biasanya berdampak pada politik nasional," katanya. Presiden Jokowi pun mengajak Partai Golkar bersama-sama dengan pemerintah mewujudkan Indonesia emas, dan bisa bekerja sama dalam segala bidang. Itu semua membutuhkan peran dari kader Golkar dalam membantu pemerintah."Jadi Partai Golkar kerja bersama pemerintah untuk mewujudkan masa keemasan," pungkasnya.(eas)