Ambles Jalan Raya Gubeng Surabaya Mirip Gempa Jepang
Written by Redaksi
MALANG(KORANRAKYAT.COM) Amblesnya ruas Jalan Raya Gubeng menggemparkan publik. Pembangunan proyek basement atau tempat parkir bawah tanah Rumah Sakit Siloam menjadi sorotan. Apalagi, jalan ambles sepanjang 100 meter dengan lebar 25 meter dan kedalaman 20 meter itu baru kali pertama terjadi di SuÂrabaya.Mirip gempa di Jepang.
Selama ini, sebagai ahli geoteknik, saya sangat jarang melihat kejadian tersebut. Banyak spekulasi yang bisa dimunculkan terhadap kejadian itu. Namun, hal itu tidak bisa langsung disimpulkan dalam satu waktu. Apakah penyebabnya dari faktor pelaksanaan proyek bangunan atau faktor alam. Secara umum, kelongsoran tanah disebabkan kekuatan menahan tanah itu kalah dibanding daya yang mengakibatkan tanah tersebut longsor.
Hingga saat ini saya masih memiliki banyak pertanyaan atas kejadian tersebut. Bahkan, setelah saya meninjau langsung ke lokasi kejadian bersama pemkot dan tim dari Pusat Studi Kebumian, Bencana, dan Perubahan Iklim (PSKBPI) ITS, pertanyaan yang ada di benak saya belum terjawab. Yakni terkait penyebabnya, antara dua hal yang saya sebutkan di atas (faktor pelaksanaan proyek bangunan atau faktor alam).
Selain itu, ada yang tidak lazim dalam kejadian jalan ambles tersebut. Sebab, hanya satu sisi penggalian proyek yang ambles. Tepatnya di sisi jalan raya. Sedangkan tiga sisi yang dikelilingi bangunan besar dan tinggi malah aman. Jika ada kelalaian dalam pembangunan proyek tersebut, tentu dampaknya menimpa bukan satu sisi saja. Ketiga sisi lain pun akan terdampak. Faktanya, tiga sisi lain masih aman.
Faktor tanah di kawasan Jalan Raya Gubeng sejatinya tidak bermasalah. Seharusnya kondisinya hampir sama dengan wilayah lain. Apalagi, di kawasan tersebut juga telah ada bangunan-bangunan tinggi. Bahkan, jalan raya di kawasan itu jarang dilewati kendaraan besar, tapi justru ambles.
Jalan ambles itu juga belum bisa dikatakan longsor. Umumnya longsor terjadi pada musim hujan. Namun, saat kejadian, Surabaya tidak hujan. Selain itu, volume tanah dalam lubang jalan ambles juga tidak ada. Bahkan, volume tanah yang berpindah ke tempat galian proyek tidak banyak. Volume tanah tersebut hilang ke mana? Ada kemungkinan masuk ke perut bumi. Atas dugaan itu pun, harus dilakukan penelitian terlebih dahulu.
Selain itu, jika itu longsor, biasanya jalan yang ambles berbentuk kurva (melengkung ke bawah). Namun, jalan yang ambles tersebut berbentuk seperti persegi panjang. Kejadian itu tidak mengikuti pola longsor pada umumnya.
Kejadian tersebut belum tentu akibat kelalaian dari pembangunan proyek. Bisa jadi faktor asumsi yang dipakai tidak sesuai dengan kondisi lapangan. Kemungkinan yang lain bisa karena proyek pembangunan sudah dilakukan dengan benar, tetapi ada suatu hal yang terjadi di luar dugaan kontraktor.
Dalam seminggu ini, saya akan melakukan penelitian bekerja sama dengan Laboratorium Forensik (Labfor) Polri. Hasil penelitian tersebut akan memperoleh suatu kesimpulan penyebab pasti kejadian. Saat ini yang harus dilakukan ialah memantau dua gedung yang berada di dekat jalan ambles, yakni BNI dan Elizabeth. Jika ada pergeseran dinding, dinyatakan tidak aman. Namun, jika ada pergerakan, lalu berhenti, tidak berbahaya.(dil)
Jenasah Syahrul Penyelam Telah Dimakamkan Sebelumnya Tak Ada Agenda Ikut Basarnas
Written by Redaksi
SURABAYA(KORANRAKYAT.COM) Jenazah Syahrul Idrus alias Syahrul Anto, 48, relawan penyelam yang gugur saat pencarian korban Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Barat, akhirnya dimakamkan di pemakaman umum Bendul Merisi Utara, Surabaya Sabtu siang (3/11).
Tampak keluarga, tetangga, dan handai taulan korban, sejak Sabtu (3/11) pagi memadati rumah duka. Sekitar pukul 08.30, jenazah tiba di rumah duka, tangis pun pecah.
Jenazah langsung dibawa ke masjid sekitar tempat tinggal korban untuk disalati. Selepas dhuhur, jenazah lalu dimakamkan di pemakaman umum yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari rumah duka di Jalan Bendul Merisi Utara VIII/41.
Lyan Kurniawati, 39, istri korban tak mampu membendung air mata. Dia tampak sesekali mengusap buliran bening yang keluar dari sudut matanya saat melihat jenazah suami tercinta dimasukkan ke liang lahat. Setelah jenazah dimakamkan, doa-doa dipanjatkan oleh keluarga yang hadir.
Lyan Kurniawati mengatakan, kematian suminya sungguh tidak diduga. Apalagi, korban sebenarnya tak ada agenda ikut tim relawan pencarian korban Lion Air JT 610.Sebelum pergi ke Tanjung Karawang, suaminya bersama dirinya berada di Yogyakarta karena sedang ada urusan keluarga. "Kami ada urusan di Yogyakarta, kemudian suami ditelepon untuk menggantikan temannya ikut menyelam mencari korban Lion Air," kata perempuan berhijab ini saat ditemui di rumah duka.
Mendapatkan panggilan tersebut, korban bergegas berangkat ke Jakarta, Rabu (31/10). Saat itu dia sempat mengantarkan suaminya ke Bandara Adi Sucipto Yogyakarta. Kemudian, Syahrul langsung terbang ke Jakarta. Namun, saat itu korban tidak membawa peralatan selam lengkap miliknya, karena ada di Makassar. Di Tanjung Karawang, korban menggunakan peralatan selam milik temannya.
Korban diketahui menyelam di pagi dan sore hari. Bahkan, terakhir korban sempat mengirim foto saat hendak menyelam bersama rekannya. Namun situasi berubah Jumat malam (2/11). Keluarga mendapatkan kabar yang tidak enak jika korban mengalami masalah saat menyelam. Tak berselang lama kemudian, korban malah dikabarkan sudah meninggal dunia. Begitu mendapatkan kabar tersebut, Lyan langsung terbang ke Jakarta. Entah penyebab meninggalnya korban secara pasti karena apa, keluarga belum mendapat keterangan dari pihak berwenang.
Namun dari keterangan resmi Basarnas menyebutkan jika korban yang baru saja pulang dari ibadah haji itu meninggal diduga akibat dekompresi.Dekompresi merupakan gangguan yang dialami penyelam berupa pusing dan sesak napas hingga tubuh terasa lemas dan pingsan. Penyebabnya karena perubahan tekanan air atau udara yang terjadi terlalu cepat di dasar air sehingga nitrogen dalam darah menyumbat pembuluh darah dan jaringan organ.
Syahrul Anto meninggal dalam tugasnya pada Jumat malam sekira pukul 21.30. Saat itu korban ditemukan pingsan saat menyelam ke dasar laut oleh tim Basarnas. Setelah mendapat pertolongan pertama, korban dibawa ke RSUD Jakarta Utara dan dinyatakan meninggal dunia.(fd)
Berhadapan Dengan Grahadi, Dipertanyakan KMS Keluarkan Ijin Hotel Amaris
Written by RedaksiSURABAYA(KORANRAKYAT.COM) Polemik perizinan rencana pembangunan hotel Amaris di Jalan Taman Apsari yang lokasinya dinilai kurang tepat karena tidak sampai 100 meter terdapat bangunan gedung Negara Grahadi Surabaya yang biasa digunakan untuk aktivitas penting kenegaraan akhirnya diklarifikasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.Anggpta DPRD Jatim Peertanyatakan kenapa sampai keluar IMB nya.
Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya Hendro Gunawan mengatakan, proses pembangunan hotel Amaris yang sudah mendapat ijin dari pihak pemkot sudah melewati tahapan atau ketentuan-ketentuan ijin reguler mulai dari Amdal hingga proses IMB.
“Dari teman-teman OPD sudah kita kumpulkan data-data terkait proses perizinan pembangunan hotel amaris,” kata Hendro di lobi lantai 2 Balai Kota Surabaya, Selasa, (10/10/2017).
Di dalam proses perizinan itu, lanjut Hendro, pemkot juga membuka forum konsultasi yang dimaksudkan untuk memberi masukan terkait pembangunan hotel amaris. Di dalam forum itu, kata Hendro, tidak hanya dari pemkot tetapi juga ada dari provinsi dan institusi lainnya. “Alhamdulilah pada forum konsultasi sudah ada saran dan masukan yang sudah diakomodir dan dimasukkan dalam proses perizinan ini,” imbuhnya.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang Ery Cahyadi menjelaskan, proses izin pembangunan hotel amaris dikeluarkan karena dipengaruhi beberapa faktor diantaranya, dasar hukum, Amdal dan IMB. Menurutnya, sebelum surat permohonan Surat Keterangan Rencana Kota (SKRK) dikeluarkan, pihaknya sudah berkonsultasi dan berkoordinasi dengan dengan DKP, tenaga ahli dan praktisi untuk melihat dasar hukum terkait aturan bangunan yang tinggi dan berjarak dengan bangunan negara.
“Ternyata di dalam aturannya tidak pernah menentukan berapa tinggi dan jarak antara gedung yang akan dibangun dengan bangunan negara baik dari pemerintah pusat maupun pemda,” terang Ery ketika memberi penjelasan kepada wartawan.
Disampaikan Eri, bangunan hotel amaris yang saat ini posisinya menghadap ke gedung negara, jika sudah selesai dibangun harus ditutup dengan baja. “Untuk ketebalan baja, nantinya pemkot akan berkonsultasi dengan tenaga ahli bahkan dengan TNI atau Polri untuk menentukan kualitas baja yang bagus,” jelasnya.
Selain itu, Eri juga menegaskan kepada pihak hotel amaris, ketika ada kegiatan presiden atau kepentingan negara, pemkot meminta kepada pihak hotel untuk mengosongkan sebagian kamar yang menghadap ke arah grahadi demi pengamanan. “Alhamdullilah dalam rapat kemarin, perjanjian itu disepakati oleh teman-teman amaris,” ungkap Eri.
Setelah melihat dasar hukum dan peraturan lokasi gedung, pemkot melanjutkan dengan urusan AMDAL. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Musdiq Ali Suhudi menuturkan bahwa, pihaknya telah melakukan sosialisasi amdal yang disesuaikan dengan SKRK dan dilakukan atau disesuaikan dengan tata ruang kota baik dari sisi penggunaan lahan maupun intensitas bangunan. “Penting untuk melakukan sosialisasi amdal karena jika ada peraturan yang terlewatkan, dengan cepat pemkot segera mengetahuinya. “ujarnya.
Sementara dari sisi lalu lintas, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Irvan Wahyu Drajad menambahkan, pihaknya bersama tim sudah mengkaji dan melakukan rapat untuk mengantisipasi jika ada kegiatan kenegaraan di gedung Grahadi maka Dishub bersama dengan kepolisian akan mengalihkan arus lalu lintas melalui jalan samping (Taman Apsari – Embong Wungu). “Semua sudah dikaji oleh tim,” terang Irvan.
Sedangkan untuk kendaraan yang hendak memasuki hotel, Dishub dan kepolisian melarang pelanggan hotel untuk memarkir kendaraannya di pinggir jalan. “Mereka (pihak hotel) sudah menyediakan 62 lahan parkir sesuai dengan SKRK, bahkan lebih dari ketentuan,” pungkasnya.
Ketua Komisi A DPRD Jatim, Fredy Purnomo mengaku sudah lama mendapatkan laporan dari masyarakat terkait adanya gedung tinggi yang sangat mengganggu kenyamanan dan keamanan Gedung Negara Grahadi.
“Kami minta pembangunannya (Hotel Amaris, red) dihentikan dulu, akan kami evaluasi bersama pimpinan dewan dan Pemprov Jawa Timur,” tegas Fredy Purnomo, (6/7).
Tak hanya itu, Komisi A DPRD Jatim akan melakukan langkah serius untuk menyikapi bangunan bertingkat 17 itu. “Kalau bisa dihentikan dan dibongkar. Kita lebih penting masalah keamanan daripada kepentingan bisnis,” imbuh Freddy.
Politisi yang juga Ketua Harian DPD Partai Golkar ini mengatakan, estetika tata kota juga penting untuk diperhatikan oleh Pemkot Surabaya sebelum mengeluarkan izin-izin. “Jadi jangan hanya mengejar PAD (Pendapatan Asli Daerah) saja karena ada pembangunan hotel. Tapi estetika tidak diperhatikan,” kritiknya.
Dari sisi keamanan, menurut Freddy juga sangat mengkawatirkan. Pihaknya tidak berharap juga, kalau nanti ada sniper (penembak jarak Jauh) memanfaatkan gedung tersebut untuk melakukan tindakan yang tidak diharapkan ke arah Gedung Negara Grahadi. Terlebih, Grahadi itu sering ada tamu-tamu Negara, duta besar Negara asing, bahkan Presiden RI beserta para menteri kalau bertemu Gubernur pasti di Grahadi. “Ini kan jadi tidak bagus, bangunan itu harus ditinjau kembali,” tegasnya.
Freddy menjelaskan, gedung Negara grahadi dan kawasan di sekitarnya adalah daerah yang termasuk kawasan dilestarikan. Sesuai dengan PP No 36/2005 tentang Juklak atas UU No 28/2002 tentang Bangunan Gedung. Di situ diatur bahwa pembangunan gedung bertingkat harus memperhatikan kondisi lingkungan dan gedung-gedung yang termasuk kategori gedung yang dilestarikan. Seperti halnya Grahadi.
Di sekitar bangunan gedung Grahadi ini, sudah masuk sebagai bangunan cagar budaya dan bangunan vital penting. Bisa dikatakan gedung Negara Grahadi adalah istana pemerintah provinsi. “Kemudian di depan (Hotel Amaris) itu juga ada patung gubernur Suryo yang harus sama-sama kita hormati sebagai Gubernur pertama Jawa Timur,” cetus Fredy.
"Seharusnya, dari beberapa pertimbangan itu saja, pemkot Surabaya harus peka. Kenapa kok tiba-tiba IMB bisa diterbitkan begitu saja tanpa ada kajian-kajian yang mendalam. Ini justru pemkot telah melupakan nilai sejarah," sebutnya.
Secara umum, Fredy mempertanyakan semua izin-izin yang keluar dari Pemkot Surabaya. Mulai dari izin gangguan (Ho), izin analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) sebelum diterbitkannya Izin Mendirikan Bangunan (IMB). “Izin HO atau zonasi itu kan harus melibatkan masyarakat di sekitarnya, apa sudah izin atau minta persetujuan Gubernur yang juga tinggal di Grahadi,” pungkasnya (fd)
.Refleksi Perobekan Bendera, Anak-Anak Surabaya Diminta Teruskan Perjuangan
Written by Redaksi
SURABAYA(KORANRAKYAT.COM) Potongan lirik lagu berjudul “Surabaya Oh Surabaya” yang dinyanyikan siswa-siswi SMP Negeri 6 Surabaya mengajak seluruh
peserta untuk mengenang perjuangan arek-arek Suroboyo yang 72 tahun silam dengan gagah berani menurunkan bendera belanda untuk memperoleh
kemerdekaan. Ya, untuk mengenang dan menghormati kembali perjuangan rakyat surabaya itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata mengadakan Refleksi ''insiden perobekan bendera belanda'' yang terjadi pada 19 September 1945 di Hotel Yamato (sekarang Hotel
Majapahit) dalam bentuk teatrikal.
Mengangkat tema “Surabaya Merah Putih” rekonstruksi peristiwa perobekan bendera dimulai sekitar pukul 08.00 pagi oleh gabungan komunitas teater
se-surabaya. rekonstruksi perobekan bendera Belanda dimulai ketika ada beberapa pemuda yang diperankan oleh seniman, datang dari arah utara untuk
kemudian memasuki hotel. Dalam rekontruksi tersebut, para seniman juga memainkan adegan panjat gedung dengan menggunakan tangga bambu untuk
merobek bendera merah putih biru.
“Mereka mampu memperagakan aksi perobekan bendera merah putih dengan penjiwaan yang sungguh-sungguh. Bahkan, Saking emosinya, pas rekonstruksi,
tangan seorang pemain teatrikal ada yang sampai berdarah,” kata Heri Prasetyo selaku koordinator acara, Kamis, (14/9/2017) di Jalan Tunjungan depan Hotel
Majapahit.
Heri Prasetyo atau yang biasa dipanggil Heri Lentho mengutarakan makna peristiwa perobekan bendera yang setiap tahun diadakan untuk menanamkan
karakter perjuangan dan nasionalis kepada seluruh warga surabaya. “Rakyat surabaya khususnya Indonesia, kalau diajak ngomong unsur kebangsaan dan
nasionalisme itu selalu kuat, makanya setiap tahun acara ini selalu kita kemas berbeda dan menarik,” terangnya.
Diakui Heri, aksi teatrikal tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya sangat berbeda. “Tahun ini kita melibatkan paduan suara dibumbuhi atribut bendera
merah putih berukuran kecil yang dibawa pelajar SD dan SMP,” jelas Pria berusia 50 tahun ini.Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang hadir menggunakan
busana tentara berwarna hijau menuturkan bahwa peristiwa perobekan bendera merupakan momen gagah berani yang ditunjukkan warga Surabaya untuk
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Peristiwa perobekan bendera ini yang kemudian berakhir pada tanggal 10 November 1945,” kata Risma seusai acara yang juga dihadiri oleh Kapolrestabes
Surabaya Kombes Pol. Muhammad Iqbal, pasukan veteran, pasukan TNI AD, AL dan AU, Polri serta pelajar SD-SMP negeri/swasta, jajaran OPD terkait serta
barisan Forpimda.Disampaikan pula oleh Wali Kota, untuk memperingati acara ini pihaknya juga melibatkan anak-anak (pelajar SD dan SMP). Tujuannya,
supaya anak-anak mengerti bahwa para pendahulunya dan pejuang dengan gagah berani melawan kesombongan pemerintah Belanda sehingga berhasil
memperoleh kemerdekaan.“Anak-anak Surabaya juga harus belajar dari pendahulunya agar berani, tidak boleh takut dan tidak boleh minder dengan siapapun
untuk mendapatkan masa depan yang lebih cerah dan lebih baik lagi ke depan,” jelasnya.
Sementara Hartoyik selaku Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) menambahkan, peristiwa ini merupakan tujuan terakhir dari bangsa Indonesia
untuk melepaskan diri dari belenggu penjajah belanda selama 350 tahun. “Peristiwa ini seperti mercusuar yang menyinari seluruh negeri mulai sabang sampai
merauke dan itu adalah Surabaya,” pungkas Hartoyik.Dalam acara ini, Hartoyik berpesan kepada generasi muda agar meneruskan perjuangan yang sudah
dilakukan pejuang terdahulu dengan cucuran darah dan hilangnya ribuan nyawa rakyat surabaya. “Saya yakin para pemuda dan pemudi surabaya bisa
meneruskan perjuangan ini dengan professional untuk menjunjung tinggi nilai bangsa dan negara ini,”urainya.(fdl)
WargaRW 5 Kelurahan Lidah Kulon Demo Minta Normalisasi Saluran
Written by Redaksi
SURABAYA,KORANRAKYAT.com, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini kembali menjelaskan beberapa persoalan tanah aset yang hingga saat ini masih terus diperjuangkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Kasus aset yang dijelaskan antara lain, Waduk Wiyung, PDAM dan Marvel City.
“Untuk aset Marvel dan PDAM masih dalam proses pengkajian, sedangkan waduk wiyung sudah mulai gerak dan insyallah kembali ke tangan Pemkot,” ujar Risma ketika menggelar jumpa pers di ruang kerja walikota (21/04).
Selain itu, kini muncul lagi masalah aset di SDN Ketabang I yang kini digugat perorangan. Walikota mengatakan, Pemkot Surabaya memiliki bukti kepemilikan tanah aset tersebut. “Kita punya buktinya dan akan terus kami upayakan sampai tuntas,” imbuh Risma.
Terkait persoalan aset di SDN Ketabang I tersebut, Kepala Dinas Pengeloaan Bangunan dan Tanah, Maria Theresia Ekawati Rahayu menjelaskan, sejak tahun 1948 tanah dan bangunan yang berada di SDN Ketabang I adalah milik Pemkot Surabaya. Namun, tiba-tiba muncul sertifikat atas nama pihak lain yaitu Setiawati Sutanto. Lalu, tahun 2012, masa kontrak SDN Ketabang 1 telah habis dan Setiawati meminta perpanjangan ke BPN. Hasilnya, permintaan ditolak oleh BPN lalu Setiawati menggugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
“Sudah tahu kalau sejak dulu tanah itu milik pemkot, kok sekarang menggugat, kan aneh,” imbuh Yayuk.
Maria Theresia atau yang akarab disapa Yayuk kembali menjelaskan, dari hasil gugatan yang dilancarkan Setiawati tahun 2012 di PTUN tersebut, Pemkot dan BPN dinyatakan kalah. Memasuki tahun 2013 di tingkat yang sama dan tingkat Kasasi, pemkot melakukan banding dan dinyatakan menang. Belum puas, pihak Setiawati kembali melakukan peninjauan kembali (PK) di pengadailan, hasilnya Pemkot kembali kalah.
“Atas kekalahan tersebut, sejak tahun 2016 hingga saat ini pemkot mengajukan gugatan perdata di Pengadilan Negeri Surabaya dan kasus ini masih terus diupayakan dan masih berjalan di PN,” tutup Mantan Kabag Hukum tersebut. (fd)
Kado HJKS, Pemkot Siapkan "Co-Working Space" untuk Anak Muda Kreatif Surabaya
Written by Redaksi
SURABAYA,KORANRAKYAT.com,- Sejak awal tahun ini, gedung Siola di kawasan Jalan Tunjungan dan Jalan Genteng Kali, “disulap” menjadi bangunan multi fungsi. Selain menjadi pusat pelayanan perizinan dan dokumen kependudukan, bangunan bersejarah ini juga difungsikan untuk pusat pembelajaran keluarga (Puspaga). Nah, pertengahan tahun 2017 ini, fungsi Siola akan kembali bertambah.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berencana menyediakan ruang kerja bagi anak-anak muda kreatif di Surabaya. Utamanya bagi anak-anak muda yang memiliki ketertarikan untuk mengembangkan start up. Ruang kerja yang dinamakan co-working space ini juga akan menjadi kado bagi warga Surabaya dalam peringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-724 pada bulan Mei mendatang.
“Rencananya bulan Mei nanti kami akan membuatkan co working space di gedung Siola lantai 3. Ruangan ini terbuka untuk warga Surabaya,” ujar wali kota dalam keterangannya kepada awak media, kemarin.
Menurut wali kota, rencananya, lokasi co-working space ini akan berada di dekat jembatan penyeberangan Gedung Siola. Di tempat tersebut, anak-anak muda Surabaya bisa belajar mengeksplorasi kemampuan mereka dalam memanfaatkan teknologi dan membangun start-up. Apalagi, pada November 2017 mendatang, Surabaya akan kedatangan mentor start up kelas dunia seperti dari Google, Intel dan juga Facebook. Mereka akan memberikan pelatihan bagi anak-anak muda Surabaya.
“Menurut saya ini mendesak. Co-working space ini seperti workshop-nya mereka. Tidak hanya start up bidang teknologi, bisa juga anak-anak membuat kreasi semisal alat kontrol untuk mematikan listrik di rumah. Nanti akan ada trainer yang akan membina mereka. Peralatan hardware semua akan kami sediakan di sana sehingga anak-anak tinggal memakai,” jelas wali kota
Meski terbuka untuk warga Surabaya, tetapi anak-anak muda yang ingin bergabung di co-working space ini, terlebih dulu harus mendaftar. Nantinya juga akan ada seleksi untuk memastikan bahwa anak-anak yang ingin bergabung tersebut memang memiliki kemauan kuat untuk mengkreasi karya, bukan melakukan hal negatif semisal melakukan hacking system.
Nantinya, bila ternyata animo anak-aak muda Surabaya untuk bergabung di co-working space ini tinggi, Pemkot Surabaya akan membuat ruangan serupa di lokasi lain. “Kalau animo nya tinggi, akan kami buat lagi di tempat lain. Meskipun akan susah kalau di tiap kecamatan karena ini butuh narasumber,” jelas wali kota sarat prestasi ini.(fdl)
Risma Komplain BNN 7 Pelajar SMP Negeri 52 Surabaya Terindikasi Narkoba
Written by Redaksi
SURABAYA,KORANRAKYAT.com,-Selasa (13/12) lalu, Pemkot Surabaya bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Surabaya menggelar tes urine di SMP Negeri 52. Hasilnya, tujuh pelajar terindikasi menggunakan narkoba. Namun, dari perkembangan terakhir diketahui bahwa ketujuh pelajar tersebut tidak menggunakan obat-obatan terlarang.
Wali Kota Tri Rismaharini mengungkapkan, setelah tes urine tersebut, para pelajar yang terindikasi narkoba langsung di-assessment oleh BNN Surabaya. Berdasar hasil assessment itu disimpulkan bahwa para pelajar tersebut meminum obat flu. Hal itu tampaknya sedikit-banyak mempengaruhi hasil tes urine sehingga pada saat itu, mereka diindikasi menggunakan narkoba.
Risma -sapan Tri Rismaharini- merasa perlu menyampaikan hasil pendalaman dari BNN ini kepada publik. “Saya merasa perlu mengklarifikasi ini karena menyangkut masa depan dan nama baik anak. Kasian kalau mereka di-bullypadahal mereka tidak memakai obat-obatan terlarang,” terang Risma saat dijumpai di kediamannya, Sabtu (17/12).
Terkait hal ini, dalam waktu dekat Risma akan menggelar rapat antara dinas kesehatan, BNN dan asosiasi yang mewadahi obat flu yang dikonsumsi pelajar tersebut. Tujuannya, untuk mencari solusi bersama untuk memecahkan masalah ini. “Nanti akan dicarikan solusi bersama. Yang jelas, obat yang dimaksud saat ini sudah dibawa ke laboratorium forensik Polda Jatim. Untuk merek obatnya tidak bisa saya sebutkan di sini,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi bahaya narkoba, Risma mengaku sudah menyiapkan lomba khusus guru dalam rangka peringatan Hari Ibu pada 24 Desember mendatang. Sasaran lomba ini sengaja dikhususkan bagi para guru karena mereka punya tanggung jawab besar men-sosialisasikan bahaya narkoba kepada para siswa.
Menurut Risma, narkoba kini mulai menyasar para pelajar. Oleh karenanya, saat momentum Hari Ibu nanti, wali kota peraih gelar honorus causa dari ITS itu akan mencanangkan tagline “Anak-anak Surabaya adalah Anak Kita Semua”. Kalimat tersebut diharapkan mampu menggugah kepedulian warga Surabaya akan perilaku anak-anak di sekitar mereka. “Meskipun bukan anak sendiri tetap harus peduli,” pungkasnya.(an)
Ditengarai Kabel Kegaruk Jaringan Traffic Telkom Lemot & Putus
Written by Redaksi
Koranrakyat, Surabaya
Pelayanan Telkom terganggu Traffic lemot Jatim Bali dan Nusa Tenggara Gangguan koneksi
Telekomunikasi. Bahkan di wilayah Malang bukan hanya lemot tapi terputus Jumat (25/11) jaringan hingga
seharian, akhirnya lapor ke 147 baru Sabtu (26/11) baru diperbaiki. Menurut informasi petugas di 147
memang ada gangguan wilaya Malang, terlihat tanda merah disejumlah kawasan.
Manager Sekdiv & Public Relations Telkom Indonesia Regional 5 Jatim, Bali, Nusra, Ivone Andayani
pada koranrakyat.com mengakui terjadi gangguan Telekomunikasi Terjadinya gangguan telekomunikasi ke
arah gateway Batam dari jaringan di Rungkut, Surabaya sehingga berdampak, kelambatan traffic data
komunikasi di wilayah Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara, serta membuat USeeTV mengalami freeze semenjak
Jumat (25/11) sekitar Pukul 11.00 wib Namun menurut Ivone, Petugas langsung bergerak untuk
memperbaikinya. "Penyebab putus diperkirakan pada jarak 42 kilometer dari arah Rungkut ke Gresik,"
ujarnya .Sambil menunggu proses perbaikan, untuk menanggulangi layanan, satu link back up
milik Telkom ke arah gateway Batam, traffic-nya dialihkan ke route tersebut.
Tujuannya, agar dampak gangguan tidak terlalu parah, dan pelanggan masih bisa melakukan komunikasi
suara dan data.
"Dan alhamdulillah setelah tiga jam bekerja keras, jaringan akhirnya bisa diperbaiki dan normal kembali.
Sudah solved. Padahal sebelumnya perbaikan diperkirakan butuh waktu lima jam," tegasnya.
Meski jaringan berhasil diperbaiki dan kembali normal, Telkom, kata Ivone minta maaf kepada pelanggan
atas ketidaknyamanan tersebut, khususnya yang berada di wilayah Jatim, Bali dan Nusra.
Karena kejadian berlangsung siang hari. Saat traffic di satu jalur back up tersebut sedang padat-padatnya,
atau peak hour traffic.
Ke depan, agar hal yang sama tak terulang, khususnya dalam mengantisipasi lonjakan traffic selama Natal
dan Tahun Baru (Naru), Telkom telah mengantisipasi kebutuhan akses yang makin tinggi dengan
melipatgandakan bandwidth ke arah gateway Batam dari yang semula 400 GBps (dua jalur) menjadi 800
GBps.
"Ini wujud komitmen kami untuk selalu memberikan layanan yang terbaik kepada pelanggan dan
masyarakat Indonesia," tegas Ivone.
Sementara soal di Malang mustinya juga sama persoalanya, cumin seharusnya tidak perlu ada
perbaikan lagi, sedang di Jatim sudah diperbaiki.Kalau sampai seharian harus diliat jaringanya dulu,
kemungkinan ada masalah lain. Apalagi, yang masih menggunakan spedy mustinya harus sudah bergeser
ke Indihome biar nyaman.(as)
.
Lewat Parade, Bagikan Semangat Perjuangan untuk “Cucu-Cicit Pahlawan” di Surabaya
Written by Redaksi
Surabaya,koranrakyat.com,- Pekik “Allahu Akbar” bersambung teriakan “merdeka” dari Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, menjadi pembuka Parade Surabaya Juang 2016, Minggu (6/11) pagi. Ribuan warga Surabaya ikut merasakan gelora perjuangan yang tersembul dari agenda tahun an yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Pahlawan.
Warga Surabaya, dari mulai anak-anak hingga golongan lanjut usia, antusias mengikuti parade perjuangan yang mengambil start dari Jalan Pahlawan di kawasan Tugu Pahlawan menuju Taman Bungkul ini. Di sepanjang jalan, mereka ikut bersemangat berteriak “merdeka”. Mereka juga berlomba mengabadikan momen-momen perjuangan yang direkonstruksi ulang dengan kamera atau fasilitas kamera di handphone mereka.
Wali Kota Tri Rismaharini berharap warga Surabaya bisa mengambil pesan penting dari agenda Parade Surabaya Juang 2016. Tidak hanya agar warga Surabaya, utamanya generasi era kekinian bisa tahu betapa beratnya potret perjuangan para pahlawan dalam pertempuran 10 November 71 tahun silam. Tetapi juga agar bisa lebih menghargai jasa-jasa para pahlawan .
“Pada 10 November tahun 1945 lalu, arek-arek Suroboyo berani berjuang mempertahankan kemerdekaan dengan keterbatasan alat (senjata) dan juga sarana. Tetapi mereka mampu mempertahankan kemerdekaan. Karena itu, warga Surabaya sebagai penerusnya, harus bisa meneruskan perjuangan para pahlawan,” tegas wali kota.
Wali kota mengingatkan, meski di era sekarang, warga Surabaya tidak akan mengangkat senjata atau melakukan perang gerilya seperti para pejuang di era kemerdekaan dulu, tetapi semangat perjuangan yang diusung harus tetap sama. Sebab, konteks perjuangannya sama, yakni mempertahankan kemerdekaan dan menjadi pemenang di negara/kota nya sendiri. “Kita harus bisa buktikan bahwa kita adalah anak cucu dan cicit nya para pejuang. Kita harus punya semangat yang sama untuk mempertahankan kemerdekaan dengan bekerja keras dan pantang menyerah,” sambung wali kota yang berhasil membawa Kota Surabaya meraih banyak prestasi membanggakan ini.
Agenda Parade Surabaya Juang tahun ini sedikit berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Perbedaan itu ada pada rute yang dilalui. Bila dulu dimulai dari kawasan Tugu Pahlawan menuju Taman Surya (depan Balai Kota Surabaya), untuk tahun ini finish di Taman Bungkul. Parade Surabaya Juang 2016 melalui rute Jalan Pahlawan - Jl Kramat Gantung - Siola - Jl Tunjungan - Jl Gubernur Suryo - Jl Panglima Sudirman - Jl Urip Sumoharjo - Jl Raya Darmo - Monumen Polri (Jl Polisi Istimewa - Sekolah Santa Maria (Jl Darmo - Taman Bungkul.
Menurut wali kota, penambahan rute Parade Surabaya Juang dikarenakan di sepanjang jalan tersebut, dulunya juga terjadi momen-momen penting sebagai bagian perjuangan arek-arek Suroboyo. “Seperti di kawasan patung kerapan sapi (Jalan Panglma Sudirman), itu dulu ada pertempuran tentara TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar) melawan tentara kolonial,” jelas bu wali.
Dan memang, di sepanjang rute yang dilalui Parade Surabaya Juang 2016, komunitas pecinta sejarah merekonstruksi ulang momen-momen bersejarah yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam peristiwa heroik pertempuran 10 November di Surabaya pada tahun 1945 silam. Beberapa atraksi teatrikal digelar. Seperti di kawasan eks Gedung Siola yang menampilkan teatrikal perang Madun dan perang Benteng Kedungcowek.
Sesampai di Hotel Majapahit yang dulu bernama Hotel Yamato dan terkenal dengan peristiwa perobekan bendera Belanda oleh Arek-Arek Suroboyo, diadakan upacara bersama Wali Kota Surabaya dan ratusan pejuang veteran. Sebelumnya, wali kota bersama wakil wali kota, ketua DPRD Kota Surabaya dan jajaran Forpimda Surabaya, menaiki mobil panser dari Jalan Pahlawan. Suasana terasa khidmat dan menggetarkan tatkala bendera merah putih dikibarkan di atas hotel bersejarah tersebut. “Saya mewakili pejuang veteran menyerahkan senjata secara simbolik kepada ibu wali kota dan Forpimda Kota Surabaya,” ujar Hartoyik, Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia.
Aksi teatrikal juga tersaji di Jalan Gubernur Suryo. Lalu di depan Monumen Bambu Runcing ada teatrikal pidato Bung Tomo dan perang Surabaya. Kemudian di Jl Polisi Istimewa SMAK St Louis ada teatrikal penurunan bendera Jepang dan pengibaran bendera Merah Putih. Berikutnya di depan gedung SMAK Santa Maria, ada teatrikal perang 10 Nopember. Dan terakhir di Taman Bungkul, ada teatrikal pidato Bung Tomo yang melibatkan seluruh peserta parade.
Parade Surabaya Juang juga disemarakkan dengan parade 10 unit panser, jeep dan truk rampasan perang. Ada sekitar 6000 orang dan juga 300 komunitas se-Indonesia yang terlibat. Semuanya terlibat dengan semangat yang sama. Semangat memperingati Hari Pahlawan. Dari memperingati, muncul rasa menghargai jasa para pahlawan. Lantas, termotivas untuk meneruskan perjuangan para pahlawan. “Saya tadi merinding begitu mendengar suara ledakan dan bunyi senapan bersahutan. Saya bisa bayangkan bagaimana situasi pertempuran zaman dulu dan betapa berani nya para pejuang kita dulu,” ujar Setiawan, anak muda Surabaya yang menyaksikan teatrikal Parade Surabaya Juang di Jalan Polisi Istimewa. (nyo)
Pemimpin Perempuan Afrika-Asia Pasifik Dorong Perempuan Surabaya Tampil Jadi Pemimpin
Written by Redaksi
Surabaya,koranrakyat.com,-Perempuan didorong untuk memiliki kemauan tampil sebagai pemimpin. Dengan kata lain, akan ada banyak perempuan yang termotivasi untuk terjun masuk ke politik. Mengingat, untuk menjadi pemimpin kota/kabupaten ataupun level yang lebih tinggi di negeri ini, syarat nya melalui ‘kendaraan’ politik.
Kesimpulan itulah yang muncul dari gelaran City Mayor Forum yang diikuti oleh wali kota-wali kota/pemimpin perempuan yang digelar di lantai VI kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Minggu (24/7). Hadir dalam acara tersebut, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dan beberapa wali kota dari kota-kota di Indonesia. Serta beberapa wali kota dari negara di Asia Pasifik seperti Filipina dan Malaysia. Juga dari Eropa seperti Rusia. Mereka juga menjadi delegasi agenda The Third Session Preparatory Committe (Prepcom 3 for Habitat III di Surabaya yang akan dimulai Senin (25/7).
Acara yang dikemas dialog semi talk-show dan berlangsung selama tiga jam tersebut, terbagi dalam dua sesi panel. Setiap sesi tampil tiga panelis. Di sesi pertama, tampil Wali Kota Surabaya, Wali Kota Sorsogon (Filipina) Sally Ante-Lee dan Wali Kota Sebrang Perai (Malaysia) dengan moderator Dr Aisa Kacyira, Deputi Executive Director UN Habitat. Lalu di sesi kedua, tampil Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, Wali Kota Fianarantsoa (Madagaskar), Irma Juliandres dengan moderator Erna Witoelar, vice chair kemitraan Habitat.
Sekretaris Jenderal United Cities and Local Governemet Nations Asia Pacific (UCLG ASPAC), Dr Bernadia Irawati Tjandradewi mengatakan, jumlah pemimpin perempuan di Indonesia memang masih sangat sedikit. Menurutnya, dari sekitar 500 kota/kabupaten yang ada di Indonesia, jumlah perempuan yang menjabat sebagai bupati/wali kota tidak lebih dari 20 orang. “Jumlah itu (pemimpin perempuan di Indonesia) sangat sedikit. Itu sangat kurang sekali,” ujarnya.
Karenanya, dia berharap, melalui Women Mayors Forum ini, akan tercipta letupan semangat bagi perempuan agar tergerak untuk tampil menjadi pemimpin. Dia juga berharap, tampilnya pemimpoin perempuan tidak sekadar karena gender, tetapi memang memiliki kedekatan dengan masyarakat dan juga melawan politik uang. “Harapan kami, dengan adanya forum ini, akan ada lebih banyak perempuan yang terinspirasi dan termotivasi untuk menjadi pemimpin. Apakag itu menjadi wali kota/bupati atau DPRD. Dan itu bisa dimulai dari level RW. Yang terpenting harus dekat dengan masyarakat,” ujar Bernadia.
Bernadia juga memberikan apresiasi kepada Wali Kota Surabaya yang telah mengemas acara tersebut, yang menurutnya sangat luar biasa. Dia mengaku bersama wali kota ikut melakukan pengecekan ketika malam (Sabtu malam) sebelum acara. “She check everything last night. Itu menurut saya luar biasa. Ini kesemparan saya mengucapkan terima kasih,” sambung Bernardia.
Wali Kota Tri Rismaharini menyampaikan, melalui Women Mayors Forum tersebut, ada banyak wawasan baru yang bisa didapat. Utamanya yang disampaikan wali kota dari negara-negara Afrika dan juga di Asia Pasifik. Diantaranya tentang kuota perempuan dalam parlemen. Bahwa di Afrika, kuota untuk perempuan itu 50 persen. Sementara di sini masih 30 persen. “Kita juga jadi tahu, di Afrika, mereka membentuk forum wali kota perempuan. Dan mereka bisa share tentang masalah-masalah kota nya serta bersama-sama mencarikan jalan keluar untuk menghadapi nya,” ujar wali kota.
Menurut Bu Risma--panggilan Wali Kota Surabaya, jika ditarik benang merah kaitan agenda Women Mayors Forum tersebut dengan situasi di Surabaya, bahwa perempuan tidak perlu merasa takut bila ingin menjadi pemimpin yang tentunya melalui jalur politik.
“Kalau untuk Surabaya, kita bisa sharing bahwa perempuan itu tidak perlu takut ke politik yang seolah itu maskulin. Dengan adanya ini, perempuan Surabaya didorong untuk maju,” sambung wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini. (as/fd)
Warga Kampung di Surabaya Siap Sambut Ribuan Tamu Prepcom 3
Written by RedaksiSurabaya,koranrakyat.com,-Warga Kota Surabaya siap untuk menyambut ribuan tamu dari berbagai negara yang akan menjadi delegasi event internasional, Preparatory Committe III for Habitat III di Surabaya pada 25-27 Juli mendatang. Kesiapan warga tersebut terlihat ketika para jurnalis dan juga perwakilan dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), mengunjungi beberapa kampung dalam agenda media visit, Jumat (15/7). Salah satunya warga di Kampung Bratang Binangun, Kelurahan Barata Jaya, Kecamatan Gubeng
Ketika tiba di lokasi, rombongan jurnalis langsung disambut warga dengan sholawatan dan topi simbolis duta lingkungan. Para jurnalis juga disambut dengan sambutan “bilingual’ (dua bahasa) dari perwakilan warga yang sekaligus sebagai ‘gladi resik’ jelang menyambut para tamu Prepcom 3 nanti.Suasana sejuk begitu terasa meski kampung tersebut ada di kawasan tengah kota. Ini tidak lepas dari adanya berbagai macam tanaman yang ditanam warga di depan rumah mereka. Ada pohon mangga, Juga tanama obat keluarga (Toga). Di sepanjang jalan kampung berpaving yang bak jadi ruang penyambung rumah warga yang berhadap-hadapan, juga tampak bersih dan indah.
Diana Kumuastuti dari bagian publikasi Kementrian PUPR & Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya, Chalid Buchari saat memberikan penjelasan wartawan persiapan peninjauan lokasi (as)
Fasilitator lingkungan Kelurahan Barata Jaya, Sumarmi yang didapuk memberikan penjelasan kepada para jurnalis, menyampaikan, kampung nya telah berhasil menerapkan empat program lingkungan yang selaras dengan harapan Pemkot Surabaya. Yakni program penghijauan, pengolahan sampah dengan cara mendaur ulang dan juga adanya bank sampah, juga kebersihan lingkungan yang salah satunya diwujudkan dengan kebersihan saluran air. “Kami juga punya program kesehatan untuk mencegah penyakit demam berdarah melalui pemantauan jentik. Di sini, ada banyak kader pemantau jentik,” jelas Sumarmi.
Sumarmi lantas menjelaskan tentang alat pengolahan air limbah (APAL) yang juga merupakan salah satu program lingkungan di kampungnya. Cara kerja APAL ini yakni dengan mengalirkan air buangan yang kemudian dialirkan ke APAL yang memiliki tiga filter yakni pasir, batu kerikil dan serat nanas yang berfungsi sebagai desinfektan. “Air daur ulang dari APAL ini bisa kami pakai diantaranya untuk menyirami tanaman dan juga mencuci sepeda motor,” sambung Sumarmi.
Selain itu, warga Bratang Binangun juga mampu memaksimalkan sampah daur ulang yang tak terpakai menjadi produk yang layak jual seperti dompet, bros dan juga tas, serta bekas limbah kaca menjadi vas bunga. Warga juga telah memproduksi minuman tradisional seperti beras kencur, pokak dan sinom yang segar dan menyehatkan. Minuman tradisional tersebut disajikan keapda rombongan jurnalis.
Sumarmi juga merupakan gambaran dari semangat warga RW Bratang Binangun dalam mengelola lingkungan. Di usianya yang sudah 60 tahun, perempuan yang akrab disapa Bu Slamet ini terlihat sangat bersemangat. Dia juga fasih dalam menyampaikan penjelasan perihal pemberdayaan lingkungan di kampungnya. “Terima kasih atas kunjungan nya. Mohon maaf bila ada ketikdanyamanan dalam penyambutan kami,” pungkas Sumarmi.
Ada empat kampung yang menjadi lokasi kunjungan agenda media visit tersebut. Selain Kampung Bratang Binangun, juga ada Kampung Genteng, Kampung Lawas Maspatih, dan juga Kampung Gundih. Kampung-kampung tersebut memiliki keunikan masing-masing.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya, Chalid Buchari yang ikut dalam agenda media visit tersebut, mengatakan, Kampung Bratang Binangun selain telah mampu meningkatkan kualitas lingkungan dengan penghijauan serta kampung bebas sampah, juga telah mampu membangkitkan energi listrik dari sampah.
“Adapun Kampung Genteng, warganya telah mampu mengubah wajah dari tempat pembuangan sampah menjadi kampung yang layak huni dengan dilengkapi fasilitas pengolahan air limbah terpadu. Serta berhasil menggerakkan ekonoi masyarakat kaum perempuan melalui pengolahan buah dan minuman sari buah,” jelas nya.
Antusias ibu ibudi kampung Barata Jaya dalam nyambut PepCom3 (as)
Diana Kumuastuti dari bagian publikasi Kementrian PUPR menegaskan, empat kampung tersebut merupakan bagian dari 14 kampung yang nantinya akan dikunjungi para peserta Prepcom 3. Menurut Diana, keberadaan kampung-kampung di Surabaya yang hijau, punya ruang terbuka hijau dan masyarakat nya telah mampu mengelola sampah secara mandiri, menjadi bukti Surabaya sejatinya telah menerapkan beberapa poin penting yang akan dbahas dalam agenda Prepcom3.
“Ini menjadi kesempatan memperlihatkan kampung-kampung di Surabaya yang berhasil. Kampung-kampung ini selaras dengan keberhasilan Surabaya dalam memberdayakan masyarakat nya dalam mencapai pembangunan kota berkelanjutan. Dan itu yang berontribusi menjadikan Surabaya sebagai tuan rumah Prepcom 3,” tegas Diana.
Lebih dari itu, Diana juga menegaskan bahwa Kota Surabaya memang sangat siap menjadi tuan rumah agenda yang menjadi tahapan paling penting sebelum menuju event United Nation Habitat yang akan digelar di Ekuador pada Oktober mendatang. “Prepcom 3 akan menjadi kesempatan menunjukkan kepada dunia bahwa di Indonesia ada kota yang telah berhasil menciptakan lingkungan yang green and clean serta masyarakatnya berdaya,” sambung Diana.(as)
Boy : Empat Terduga Teroris Berencana Bom Pos Polisi Di Surabaya
Written by RedaksiJakarta,koranrakyat.com- Terduga teroris ditangkap di Surabaya yang 4 orang telah ditahan dan tersangka. Prio Hadi Purnomo(PHP), MaulanaYusuf Wibisono(MYW),, Fredy Nur Pendi(FNP) dan Ali As'bah ditetapkan sebagai tersangka dan kini mereka semua sudah ditahan.Polisi mendalami asal sumber dananya.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar ketika di temui di Mabes Polri, Rabu (15/6) 2016 mengatakan empat terduga teroris telah ditahan." Boy mengatakan yang ditangkap terakhir terakhir Ali As'bah ikut bantu dalam pembuatan bahan peledak mereka ditengarai ikut aliran aksi radikalisme syiabullah," ujarnya.
Dikatakan Boy Syiabullah berafiliasi paham pada ISIS punya hubungan badradun'ain dan juga ikut melakukan perekutan . Pertama yang berhasil direkut Priyo Hadi Purnomo (PHP) dan PHP ini berusaha merekut yang lain-lainnya termasuk diantaranya yang ikut ditangkap kemudian kepada mereka terindikasi."Pemeriksaan adalah bahwa yang akan berperan sebagai eksekutor adalah befri jadi mereka sudah mengatur bahwa befri jadi eksekutor amaliyah yang mereka rencanakan sejumlah tempat antara lain memang ada pos-pos polisi di kota surabaya yang mereka sudah rencanakan dimana antara lain pos polisi di jalan Darmo , di pos polisi jalan Basuki Rahmat , pos polisi taman bungkul itu terungkap dari hasil pemeriksaan jadi sasarannya adalah memang ditunjukan polisi sedang bertugas. Termasuk Tanjung perak," jelasnya.
Menyingung pasal yang diberikan, Boy merincinya kepada mereka telah ditetapkan tersangka dengan persangkaan melanggar pasal 7 dan 9 tentang perencanaan jadi pasal 6 yg sudah terjadi pasal 7 baru hal yg sifatnya perencanaan. "Jadi mereka dikategorikan yang melakukan perencanaan dengan fakta-fakta yg ada sebagaimana diatur dalam pasal 7 dan 9 UU No 15 tahun 2003 tentang terorisme. Ancaman hukuman dari pasal ini bisa maksimal 20 tahun penjara," rincinya. (vk)
Surabaya,Koranrakyat.com,- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya untuk mewujudkan Surabaya sebagai kota steril dari keberadaan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) seperti anak jalanan (Anjal), pengemis dan pengamen yang selama ini berseliweran di jalanan dan fasilitas umum di Kota Pahlawan. Pemkot akan bersikap tegas bila ada PMKS yang terjaring operasi yustisi.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya, Irvan Widyanto menegaskan, mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2014 pasal 34 dan 35 tentang ketentraman dan ketertiban umum, keberadaan PMKS ini memang tidak diperbolehkan. Selama ini, Satpol PP Kota Surabaya rutin menggelar operasi yustisi untuk menjaring PMKS. Untuk awal tahun 2016 ini, selama dua bulan, Satpol PP telah mengamankan 410 PMKS. Jumlah tersebut didominasi oleh orang gila/gelandangan psikotik sebanyak 171 orang, Anjal sebanyak 63 anak, gelandangan sebanyak 63 orang, dan pengemis sebanyak 30 orang.
“Kalau ada PMKS yang keleleran di jalan, wajib bagi kami untuk menangani. Kami bersikap tegas kepada mereka,” tegas Irvan Widyanto kepada awak media ketika sesi jumpa pers di kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Kamis (10/3).
Dijelaskan Irvan, PMKS yang terjaring razia, tidak hanya akan bawa di Liponsos. Tetapi juga dibawa ke pengadilan untuk menjalani sidang tuntutan Tindak Pidana Ringan (Tipiring). “Sanksinya berupa sanksi administratif minimal Rp 50 ribu atau kurungan selama tiga bulan,” sambung Irvan.
Menurut mantan Kabag Pemerintahan ini, titik berat operasi yustisi adalah Anjal yang selama ini ada di pemberhentian lalu lintas. Ada Anjal yang mengamen, membersihkan kaca mobil. “Ada kecenderungan di traffic light ini, bila jalannya sepi, mereka menggedor kaca mobil dan mengarah ke kriminal,” sambung Irvan.
Nah, untuk Anjal yang berhasil diamankan, Satpol PP mengelompokkannya menjadi dua: warga Surabaya dan non Surabaya. Untuk Anjal pengamen yang tercatat sebagai warga Surabaya baik individu maupun kelompok, Irvan menyebut bahwa sesuai arahan dari Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, mereka akan dibawa ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya untuk mendapatkan pembinaan. “Sepengetahuan saya, di Disbudpar ada pembinaan. Mereka akan disalurkan ke taman-taman kota dan sentra PKL agar tidak lagi meminta-minta di jalan. Sepengetahuan saya mereka dapat honor,” sambung Irvan.
Namun, untuk Anjal yang berasal dari luar kota, mereka akan dibawa ke pengadilan untuk disidang. Karenanya, Kastapol PP agar tidak ada PMKS yang mencoba masuk ke Surabaya. Irvan juga mengimbai agar warga luar kota tidak datang ke Surabaya bila memang tidak memiliki tujuan jelas. Sebab, mereka akan rentan menjadi gelandangan atau wanita rawan sosial ekonomi. “Ini karena kebanyakan yang terjaring razia, berasal dari luar kota,” imbuh Irvan.
Tidak hanya mengamankan PMKS, Satpol PP Kota Surabaya juga menjaring anak-anak sekolah yang membolos dan berkeliaran ketika jam sekolah, termasuk mereka yang nongkrong di warung kopi ber wifi ketika jam sekolah. Selama Januari-Februari, Satpol PP mengamankan 12 pelajar yang membolos. “Kami ada database pelajar yang terjaring razia. Warga juga bisa melapor ke nomor 5479782 atau ke Twitter kami @SatpolPPSby maupun ke Facebook dan Instagram kami,” sambung mantan Camat Rungkut ini.(fd)
Surabaya,koranrakyat.com – pelantikan 17 Kepala Daerah dan Wakil Kepala Periode 2016 – 2021 Daerah Di jawa timur berlangsung khidmat maupun lancar langsung di pimpin oleh Gubernur Jawa Timur H. Soekarwo, Di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Rabu (17/2)
Dalam pelantikan tersebut di hadiri oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan Menteri Sekretaris Kabinet (Menseskab) Pramono Anung, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Sekda Jatim. Kapolda Jawa Timur Irjen Pol. Anton Setiadji, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Sumardi, Jajaran Kapolres Se-Jawa Timur, Jajaran Dandim Maupun Danrem Se – Jawa Timur, Dan Serta Jajaran Forum Pimpinan Daerah Se - Jawa Timur
Pada gelombang pertama, acara pelantikan di mulai pukul 09.00 – 11.00 WIB Di Mulai dari Bupati Sidoarjo dan Wakil Bupati Sidoarjo Saiful Ilah - Nur Ahmad Syaifudin, Bupati Banyuwangi dan Wakil Bupati Banyuwangi Abdullah Anwar Anas - Yusuf Widiatmoko, Bupati Situbondo dan Wakil Bupati Situbondo Dadang Wigiarto - Yoyok Mulyadi, Bupati Mojokerto dan Wakil Bupati Mojokerto Mustafa Khemal Pasha - Pungkasiadi, Bupati Sumenep dan Wakil Bupati Sumenep Busyro Karim - Achmad Fauzi, Bupati Gresik dan Wakil Bupati Gresik Sambari Halim - Qosim, Bupati Lamongan dan Wakil Bupati Lamongan Fadeli - Kartika, Bupati Jember - Wakil Bupati Jember Faida M – Muqid, Bupati Trenggalek dan Wakil Bupati Trenggalek Emil Elistianto Dardak - M. Nur Arifin.
Sementara Untuk Gelombang Dua, Acara Pelantikan Di laksanakan PUKUL 11.30 - 13.30 WIB. Di mulai Dari Bupati Kediri dan Wakil Bupati Kediri Haryanti - Masykuri, Bupati Ngawi dan Wakil Bupati Ngawi Budi Sulistiono - Any Anwar, Bupati Malang dan Wakil Bupati Malang Kresna - Sanusi, Bupati Blitar dan Wakil Bupati Blitar Rijanto - Marhaenis Urip Widodo, Bupati Ponorogo dan Wakil Bupati Ponorogo Ipong Muchlisin - Soejarno, Walikota Surabaya dan Wakil Walikota Surabaya Ir. Tri Rismaharini - Whisnu Sakti Buana, Walikota Pasuruan dan Wakil Walikota Pasuruan H. Sutiyono - Raharjo Teno Prasetyo, Walikota Blitar dan Wakil Blitar Moch. Samanhudi Anwar - Santoso.
Dalam sambutannya Gubernur Jawa Timur, H. Soekarwo Mengingatkan, Kepada para Bupati/Walikota Periode 2016 - 2021 agar lebih menjaga ke kompakan selama lima tahun mendatang memimpin wilayahnya masing - masing. Sebab ke kompakan menjadi salah satu kunci keberhasilan di Pemerintah Daerah.
“Sesuai dengan Pasal 18 Undang - Undang dasar di sebutkan jika negara Indonesia berbentuk kesatuan Republik dan di bagi menjadi beberapa provinsi maupun kabupaten. Artinya bilamana kekuasaan tertinggi di Indonesia tetap berada di tangan presiden sebagai kepala Pemerintahan,”Ujarnya.
Selain menjaga kekompakan antara Bupati / Walikota dengan Wakilnya, Pakde Karwo - Panggilan Akrab - Soekarwo tersebut meminta kepada Bupati dan Wakil Bupati, Serta Walikota dan Wakil Walikota yang baru saja di lantik supaya lebih bersinergi dan koordinasi dengan DPRD Kabupaten / Kota, Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kabupaten/Kota, Toko Agama (Toga), dan Toko Masyarakat (Tomas).
“Konsitusi itu mengatur bagaimana kepala daerah harus bersatu dan melakukan koordinasi dengan baik dalam memimpin daerahnya. Wajib bersatu berkoordinasinya antara kepala daerah dengan pihak DPRD Setempat dan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kabupaten / Kota,”tuturnya.
Menurut Pakde Karwo, untuk menyusun adanya Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Daerah (RPJMD) harus bersatu dengan Nawacita. Sehingga lebih bersinergi dengan pihak DPRD itu menjadi hal penting untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“ Nawacita yang di buat oleh Presiden Joko Widodo hukumnya wajib di sesuaikan dengan RPJMD Gubernur, RPJMD Kabupaten / Kota. Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Daerah (RPJMD) harus memuat apa yang di lakukan pemerintah lewat Nawacita, bilamana ada yang lebih spesifik bisa di bicarakan, tetapi tidak boleh bertentangan peraturan daerah,”Pungkasnya.
Pakde Karwo Menambahkan, bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur ikut mensukseskan dalam pembangunan di Jatim. Suksesnya Jatim berasal dari agregat suatu program dan kebijakan di lakukan oleh Pemprov Jatim.
“Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Jawa Timur atas kerjasama dari semua Bupati dan Walikota, Kondisi makro di lihat dari pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur di tahun 2015 mencapai 5,44 %, maupun Inflasi mencapai 3,08 %,”Jelasnya
Sayangnya, panitia pelantikan Bupati / Walikota Periode 2016 - 2021 melakukan pembatasan terhadap para pewarta yang melakukan peliputan banyak reporter dari media harian cetak, online, radio, dan lain – lainnya walaupun mereka mempunyai id card reporter tetapi ternyata tidak di perbolehkan masuk. Hanya Cameramen untuk Live preport televisi nasional dan fotografer di perbolehkan meliput penyelenggara acara tersebut.
banyak para reporter yang kecewa terhadap para panitia penyelenggara pelantikan Bupati/Walikota Periode 2016 - 2021 tidak dapat melakukan peliputan di dalam gedung Grahadi. (FN)